Seminggu
lagi UN SMP untukkku, eh bukan seminggu tapi empat hari lagi. Gak ada yang
berkesan saat-saat sebelum UN ini. Hambar. Hanya belajar makan tidur.
Difacebook males, DiTwitter Cuma bisa liat liat Tweet orang atau kalo lagi
beruntung bisa liat tweetnya dia. Tapi biasanya sih selalu ngestalk dia kalo ke
twitter. Udah keliatan ngenes belum ? Udah kan ? Oke Lanjut.
Aku
bosan hanya belajar dan duduk-duduk dimeja belajar kamarku. Sekolah mulai tak
semenyenangkan dulu.
Dulu,
selalu ada tatapan manis dia, cemberutnya dia, atau apapun kepadaku dan selalu
tertuju kepadaku saat disekolah. Sekarang udah gak ada. Gak ada yang tiba-tiba
melotot kalo aku salah. Gak ada yang tiba-tiba senyum nyemangatin aku ketika
aku main basket, atau apapun lagi. Semuanya keliatan udah beda. Begitupun
perasaanku ke dia. Udah beda. Dulu aku ngerasa suka, sayang. Sekarang beda.
Sekarang aku makin sayang, makin takut kehilangan dia, karena dia emang udah
hilang. Bukan bukan, Bukan dia yang hilang. Tapi perasaan dia buat aku. Dia
lebih memilih menyerah dan menyukai orang lain. Hari hari ini tampak
membosankan dengan menunggunya. Lelah. Sangat lelah. Dia menghilang, tapi aku
engga. Tapi keliatannya aku seperti tak ada. Aku ada disampingnya, ia tak
melihatku. Aku menawarkan bahuku disaat dia sedih dan terjatuh tapi aku hanya
seperti kursi yang tak hidup. Aku selalu melihatnya menangis, sesekali aku seka
air matanya, lagi lagi aku seperti tisu yang tak hidup lalu dibuang. Aku coba
menghiburnya tapi ia hanya melihatku seperti badut jalanan yang tidak lucu.
Aku
terlihat seperti orang lain diantara dia dengan orang yang disukainya.
Seolah-olah aku seorang pengganggu kebahagiaan mereka. Aku bisa apa ? Semuanya
terbalik dan aku selalu salah. Mengejar harapan yang antara ada dan tiada. Aku
bukannya gak mampu. Tapi dia yang emang udah beda, gak mau untuk merasakan
perasaanku lagi.
Kalo
kita lagi suka sama seseorang apa aja yang dia lakuin pasti membuat kita
senang, terhibur , kecuali yang jelek-jelek. Tapi coba deh liat ke orang yang
gak kita suka sama sekali, yang kita benci mau dia joget-joget kayang kita
pasti biasa-biasa aja. Karena kita udah gak tertarik dari awal, dan gak ada
kemauan untuk tertarik.
Apapun
yang aku lakukan agar dia terhibur. Gak sedih. Sedih dan nangis itu gak
dilarang kok. Asal jangan keseringan. Tapi apa yang aku lakukan gak dia anggap.
Ketika orang yang dia suka hanya mengucapkan “good night~” betapa senengnya dia. Betapa bahagianya dia. Kadang aku iri. Aku gak suka. Tapi dia seneng, aku gak mau lagi ngancurin kesenangan dia. Akhirnya aku hanya diam,
seolah-olah pulsaku habis. Aku tau, malam itu akan sangat berarti buat dia
karena ucapan cowok yang dia suka. Padahal, aku udah ngucapin kalimat itu lebih
dulu. Lebih sering. Tapi dia gak seseneng itu.
Sesekali
aku coba menjauh dari dia. Coba merasakan hatiku yang keliatannya masih
disegel tapi dalemnya udah pecah, hancur jadi butiran-butiran beling kaca. Aku
buka hati itu. Aku coba mencari siapa yang bsa membuatku tersenyum lagi. Yang
bisa menyatukan lagi hatiku yang hancur. Tapi tak ada. Masih dia yang terakhir
kali menyatukan hati ini walaupun dia juga yang hancurin hati ini.
Aku
coba inget hal-hal menyenangkan dengan dia. Perlahan hati ini menyatu. Sampai
ketika kesadaran menyadarkanku, kalau dia sekarang sudah mempunyai kenangan
yang lain bukan bersamaku, tidak ingat lagi dengan semua hal yang aku ingat.
Tak peduli lagi dengan aku. Seketika hati ini hancur kembali dan terbuang.
KLIK!
Nada
dering SMS di Hnadphoneku berdering. Ternyata itu SMS dari dia. Perempuan yang
sangat aku sayangi setelah Ibuku.
“Hai.
Ridhwan.. Jangan lupa makan!”
Ada
apa ? dia mencoba bersikap perhatian . Bibirku mebentuk suatu senyuman yang
sudah sangat sulit untuk dibentuk. Tapi kini senyuman itu terbentuk diwajahku. Begitu Mudahnya.
Aku
ingin dia selalu bersikap seperti ini. Memperhatikanku seperti ini—END.
Hmm,, jangan galau gitu dong :( *kebawa suasana*
ReplyDeletesalam,
belajar-berkata.blogspot.com
oke salam juga bro
Delete