Nov 9, 2013

Gadis Kecil di Tepi Jalan


                Hujan deras menusuk-nusuk permukaan bumi. Terlihat banyak orang berteduh di toko-toko tepi jalan. Terlihat gadis kecil dengan basah kuyup berlari ingin berteduh di salah satu toko tepi jalan. Bajunya yang dekil menjadi basah dan kotor terkena cipratan-cipratan air dari mobil-mobil yang melintas seperti kuda. Wajahnya pucat. Ia memeluk bonekanya. Kemana orang tuanya ? Entahlah. Yang terlihat bersamanya hanyalah sebuah boneka Teddy Bear berwarna cokelat dengan pita dikepalanya. Keadaan boneka itu juga tidak jauh berbeda dengan gadis kecil itu.
                Sambil menunggu hujan reda, ada beberapa orang mampir ke sebuah warteg tempat berteduh untuk sekedar menghangatkan badan dengan meminum secangkir kopi hangat. Ada pula yang asik dengan handphonenya sambil bercekikikan ria. Tetapi gadis kecil itu hanya duduk terdiam di teras toko dengan memeluk bonekanya, mencoba untuk tertidur. Ada beberapa orang yang berteduh merasa kasihan kepadanya, namun ada juga yang cuek dan menganggap seolah tak ada gadis tersebut disana. Ia tertidur, dengan wajah yang menyimpan berbagai pilu dan perut yang mencoba bertahan dari rasa lapar.
                Dua jam berlalu, hujan perlahan mengendurkan serangannya kepada bumi, diantara selipan-selipan awan muncul pelangi nan indah yang menghiasi langit. Satu persatu orang yang berteduh mulai meninggalkan toko-toko di tepi jalan itu dan meneruskan aktifitasnya yang terkendala hujan. Deru motor yang sedang dipanasi kian lama kian banyak dan kencang, membuat gadis kecil itu terbangun dari tidurnya. Bajunya tetap kotor, namun sudah lebih hangat dari sebelumnya. Ia terkesima menatap langit berhiaskan pelangi. Raut wajahnya berubah mejadi riang dan gembira melihat betapa jelasnya pelangi saat itu, semua, iya semua raut pilu yang ada diwajahnya ketika tidur seolah terhapus. Ia masih berdiri ditempat ia tidur tadi. Senyumnya merekah layaknya bunga Morning Glory dengan warna yang merah merona.
                Air memang masih turun rintik-rintik dari langit. Tetapi langit sudah terlihat lebih terang dari sebelumnya, lebih segar dari sebelumnya.
Siapakah gadis kecil itu ? dia adalah hati. Ketika suasana sedih menerpa kita, hati tampak dekil penuh kotoran-kotoran luka. Lalu, apakah boneka itu ? Boneka itu adalah diri kita. Ketika suasana kita sedang dingin hati mencoba mencairkan suasana dengan kehangatannya. Hati, sesuatu yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Hati dan kehidupan sesutu yang sangat sulit dipisahkan. Bila hati bersedih, sakit, membuahkan air mata menyebabkan kita bersedih dan sakit, begitupun sebaliknya ketika hati bahagia, keadaan diri kita akan menampakkan kebahagiaan yang dirasakan hati. Tidak harus meloncat-loncat atau bergelayutan seperti monyet menemukan kebun pisang. Tetapi bisa tampak dari senyum yang tulus dan dalam, ekspresi mata juga dapat menambah kesan bahagia yang tercipta.
Ada yang sangat ingin dan mencoba untuk menyembuhkan perasaan hati yang kotor dan tersayat luka. Tapi, apa daya, mereka tak dapat berbuat apa-apa , sebisa mereka berusaha keras memulihkan kondisi hati yang sudah rapuh diterjang berbagai luka, mereka tidak akan bisa. Kecuali , jika hati itu disentuh oleh orang  dengan sentuhan tulus, lembut , perlahan hati akan mulai merasa nyaman, tetapi hati itu tetaplah hati yang rapuh.
Ada juga orang yang dengan kemunafikannya berusaha tidak menganggap hati itu, ia merasa hati adalah salah satu hal yang tidak penting dan menghambat kegiatannya. Mereka telah diperbudak oleh hawa nafsunya, dan logika. Perasaan hati dan logika hal yang sangat bertolak belakang. Perasaan hati tak dapat dimengerti logika. Mereka lebih memilih logika daripada hati. Hati mereka tertidur tak tau kapan akan bangun. Hati mereka tidur dengan sejumlah luka dan pilu dimasa lalu yang membuat mereka membenci hati dan membenci kesedihan. Hatinya menahan lapar akan kasih sayang yang sudah lama tidak mereka rasakan. Tapi, sekali lagi , dengan kemunafikan mereka , mereka lebih mementingkan logika daripada hati.
Dibalik semua kesedihan, semua permasalahan hidup, semua kesedihan hati perlahan-lahan akan mengendur seiring berjalannya waktu. Badai pasti berlalu bukan ? Begitu juga dengan kesedihan. Dibalik segala macam kesdihan terselip secercah kebahagiaan. Masalah selalu datang bersamaan dengan solusi. Jangan terpaku dengan berbgai kesedihan dan permasalahan yang kita hadapi tapi, teruslah mencari dimana kebahagiaan dan solusi itu terselip. Dan kita akan merasakan betapa senangnya, betapa bahagianya kita ketika menemukan solusi dan kebahagiaan tersebut setelah berbagai perjuangan yang kita lakukan. Seperti upil yang menganggu hidung kita, jangan terpaku dengan kesusahan kita saat bernafas, tetapi carilah, carilah dimana upil itu terselip. Ketika berhasil keluar kita akan senang, saking senangnya ada yang ingin membagi upil itu kepada orang lain.
Tapi kenapa orang lain itu tidak mau , dan malah lari kejijikan ? Gak perlu gue jawab kan ? :D

4 comments:

  1. Analogi yang bagus...
    Setiap masalah selalu datang bersamaan dengan solusinya.. Setujuuuuuuu...

    Wahh salam kenal ya.. Semangat terus ngeblog nya... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha makasihh ka :))

      Oke salam kenal juga.. sippp '-')9

      Delete
  2. wah, keren. ada nilai moralnya.
    keep writing ya

    btw, kunjung balik ya

    ReplyDelete

Jangan lupa komentar ya. Komentar dari kamu penting lho buat kemajuan blog ini. Asalkan jangan nyepam yaa. Makasih udah baca ^o^)9

@RidhwaanKa